Bagaimana hewan membantu mengobati depresi?
Artikel

Bagaimana hewan membantu mengobati depresi?

Masalah depresi menyebar ke seluruh dunia dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. Di AS saja, jumlah pasien dengan diagnosis ini telah meningkat sebesar 33% sejak tahun 2013. Yang juga menakutkan adalah depresi berat cukup sulit disembuhkan. Itulah sebabnya, dalam mencari cara alternatif untuk membantu pasien tersebut, dokter sampai pada kesimpulan bahwa hewan dapat menjadi tambahan psikoterapi tradisional.

foto: google.com

Dalam artikel yang diterbitkan dalam Journal of Psychiatric Research, para ilmuwan mengatakan bahwa hewan peliharaan membantu mengatasi gejala depresi berat.

foto: google.com

Penelitian tersebut melibatkan 80 orang, 33 di antaranya setuju untuk membawa pulang hewan tersebut. 19 pasien mendapat seekor anjing, 7 mendapat dua anjing, dan 7 masing-masing mendapat satu kucing. Semua orang yang berpartisipasi dalam percobaan tidak menunjukkan kemajuan apa pun dalam memerangi depresi selama 9 hingga 15 bulan sesi rutin dengan psikoterapis dan mengonsumsi antidepresan.

foto: google.com

Dari 47 orang yang menolak memelihara hewan peliharaan, 33 orang merupakan kelompok kontrol. Selama percobaan 12 minggu, semua pasien, seperti sebelumnya, meminum obat dan menghadiri sesi terapi.

Selama percobaan, seluruh peserta menjalani tes psikologi untuk menilai kondisinya. Butuh waktu 12 minggu untuk melihat perbedaan besar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

foto: google.com

Semua orang yang mengikuti rekomendasi untuk memelihara hewan peliharaan menunjukkan peningkatan yang nyata pada kondisi mereka dan penurunan gejala. Lebih dari sepertiganya benar-benar bebas dari depresi.

Namun, tidak satupun pasien yang meninggalkan teman berkaki empatnya menunjukkan perbaikan yang signifikan.

“Penjelasan untuk hasil ini mungkin karena hewan di dalam rumah membantu mengatasi anhedonia, yang selalu menyertai depresi,” kata salah satu penulis eksperimen.  

foto: google.com

Anhedonia diwujudkan dalam kenyataan bahwa pasien tidak menikmati apa yang dulu disukainya, misalnya dari berolahraga, melakukan hobi, atau berkomunikasi dengan orang lain. Hewan peliharaan memaksa seseorang untuk berinteraksi dengan dunia luar, melakukan sesuatu yang baru, dan keluar.

Tentu saja, seseorang tidak boleh berharap kesembuhan hanya dengan bantuan hewan. Selama pengalaman ini, pasien melanjutkan perjalanan psikoterapi.

Bagaimana Cara Mendapatkan Pembayaran?
 

Tentu saja, penelitian ini bukannya tanpa cela. Salah satu kelemahan eksperimen ini adalah sampelnya tidak acak. Oleh karena itu, dampaknya di sini hanya dapat diamati pada orang-orang yang mencintai binatang dan setuju untuk memilikinya sendiri, dan juga memiliki waktu dan sumber daya keuangan untuk melakukan hal ini.

Tinggalkan Balasan