Depresi pada Unggas: Tanda dan Rekomendasi
burung

Depresi pada Unggas: Tanda dan Rekomendasi

Dalam beberapa tahun terakhir, seluruh komunitas medis dunia mulai memberikan perhatian besar terhadap keadaan depresi seseorang. Para dokter dan ilmuwan dengan suara bulat mengakui fakta bahwa kebahagiaan memainkan peran penting dalam kesehatan dan kualitas hidup kita. Namun terkait dengan hewan, pendapat komunitas ilmiah tidak begitu seragam, meskipun keadaan depresi juga merupakan ciri khas hewan peliharaan, khususnya burung. Saat-saat depresi pada burung ditandai dengan keadaan depresi berat. Dengan depresi yang berkepanjangan, burung mengembangkan keinginan untuk menghancurkan diri sendiri, pertahanan kekebalan tubuh menurun, dan sejumlah masalah kompleks lainnya muncul yang memerlukan intervensi manusia segera. Untuk membantu hewan peliharaan Anda mengatasi musuh yang tangguh seperti depresi, Anda perlu mengetahui tanda-tanda kondisi ini dengan baik. Artikel ini menjelaskan gejala utama, jika ditemukan pada unggas, pemiliknya harus segera mencari pertolongan dokter hewan.

Tanda-tanda Depresi pada Burung

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa burung beo Anda sedih dan Anda tidak dapat memahami alasannya? Adanya depresi pada seekor burung biasanya menunjukkan bahwa ada sesuatu yang mengganggu hewan peliharaan Anda di lingkungan rumahnya. Mungkin kehadiran hewan peliharaan lain berdampak buruk. Cobalah untuk mengisolasi hewan peliharaan Anda untuk sementara waktu satu sama lain. Bisa jadi peristiwa seperti itu akan menyelesaikan permasalahan yang muncul.

Anoreksia

Terkadang masalah kesehatan burung Anda menyamar sebagai gejala depresi. Tanda utama depresi adalah hilangnya nafsu makan karena penolakan total terhadap makanan. Burung memiliki metabolisme yang sangat cepat, jadi sangat penting untuk mendiagnosis masalah kesehatan hewan peliharaan Anda sesegera mungkin, jika tidak, ia akan mati kelaparan. Perlu diketahui bahwa bagi burung, bahkan penurunan berat badan, yang terjadi sangat cepat selama depresi, tidak kalah berbahayanya bagi kesehatan. Jadi, jika Anda memperhatikan bahwa teman berbulu Anda terus-menerus menolak makan selama dua hari berturut-turut, ini adalah alasan yang baik untuk segera menghubungi klinik hewan untuk meminta nasihat.

Perubahan perilaku

Salah satu tanda depresi pada burung yang paling penting dan mudah dikenali adalah perubahan perilaku yang tiba-tiba. Seringkali, terutama pada burung beo, hal ini memanifestasikan dirinya dalam bentuk agresi atau, sebaliknya, dalam keadaan tertekan – burung beo tersebut sangat sedih. Tentu saja fenomena agresi bisa disebabkan oleh lonjakan hormonal musiman dalam tubuh hewan peliharaan. Namun, perilaku terus-menerus seperti ini merupakan indikasi jelas bahwa burung Anda selalu tidak senang dengan sesuatu. Perubahan mendadak apa pun pada perilaku hewan peliharaan Anda dapat menjadi alasan untuk menghubungi klinik hewan sesegera mungkin, di mana hal tersebut akan membantu menghilangkan kemungkinan masalah kesehatan teman berbulu Anda.

Depresi pada Unggas: Tanda dan Rekomendasi

Apa yang harus dilakukan?

Jika Anda yakin bahwa hewan peliharaannya sehat, maka jika terjadi penyimpangan pada perilaku burung tersebut, Anda harus mengevaluasi terlebih dahulu apa yang dapat menyebabkan reaksi seperti itu dari lingkungannya. Identifikasi akar masalah dan penghapusan segera tidak hanya akan mengembalikan hewan peliharaan Anda ke kebahagiaan semula, tetapi juga, mungkin, menyelamatkan nyawanya sendiri.

Keinginan seekor burung untuk mencabut bulunya berkembang cukup cepat dan akhirnya menjadi kronis. Jika Anda tiba-tiba mulai melihat bintik-bintik botak pada tubuh hewan peliharaan Anda, maka Anda harus segera menghubungi dokter hewan Anda untuk mengecualikan kemungkinan adanya proses patologis pada burung tersebut. Hanya setelah Anda benar-benar yakin bahwa hewan peliharaan Anda tidak memiliki masalah kesehatan, Anda perlu mencari tahu alasan mengapa burung tersebut berperilaku seperti ini.

Banyak pemilik yang memperhatikan hewan peliharaannya hanya ketika mereka sendiri bosan atau kurang berkomunikasi dengan orang lain. Pendekatan ini tidak bisa dikatakan benar, karena setiap pemilik burung wajib memberikan perhatian maksimal kepada hewan peliharaannya setiap hari, karena sebagian besar burung adalah hewan sosial dan yang terpenting membutuhkan komunikasi.

Tinggalkan Balasan